Sabtu, 05 November 2016

Salah Malam Pertama

Sebuah keluarga di Kufah menikahkan dua org anak perempuannya sekaligus, putrinya yg besar dan putri yg agak kecil, dan pesta perkawinannya juga digabung.
Sebagaimana kebiasaan arab bahwa calon mempelai perempuan tdk diikutkan dalam majlis ijab qabul. Majlis aqad ijab qabul adl persoalan antara mempelai laki2, saksi dan pak penghulu saja dan kemudian disaksikan oleh sebagian karib kerabat.
Calon mempelai pr tdk diikutkan hadir dlm majlis, dia hy menunggu di rumah, mempersiapkan diri sebaik2nya. Begitulah adat pernikahan di arab zaman dulu.
Ketika pesta perayaan pernikahan, diundanglah ulama setempat, hadir pada waktu itu Sufyan ats-Tsauri (ahli hadis) dan murid2nya Mis'ar, Hasan ibn Saleh dll. dan juga hadir pada waktu itu Abu Hanifah (ahli fikih).
Ketika pesta berlangsung, tiba2 keluarlah wali atau bapak si perempuan dg wajah aneh kebingungan.
Dia berkata: hadoiiiih, sambil memukul2 kepalanya dan menghembuskan nafas berat "Kami mendapat musibah besar", "Musibah apa..?" kata hadirin penasaran.
"Walaupun demikian, kami tetap ingin merahasiakannya, biarlah ini menjadi aib kami saja".
"Musibah apa maksudnya? " tanya Abu Hanifah.
"Sebenarnya ini adl kesalahan kami", lalu diapun menghela nafas panjang, "kami tdk akurat memberi info sehingga kedua calon menantu kami salah masuk kamar, mereka tdk tidur dg pengantin yg seharusnya, yg namanya kemaren mereka sebutkan dlm ijab qabul ".
Dia ditanya lagi, "apakah kedua calon menantumu telah melakukan malam pertamanya?", "ya...itu masalahnya", kata bapak itu, "dan putri baru memberi tahu kami barusan".
Lah bagaimana ini, kok bisa salah ambil pasangan? parah..paraaah.
Bagaimana solusi yg diberikan oleh ulama yg hadir pada pesta perayaan pernikahan itu?
Kisah lengkap dan jawabannya ada di buku “Abu Hanifah wa Ashabuh” karangan Abu Abdillah Hushain ash-Shaimari/Shayamri.
أبو حنيفة وأصحابه لأبي عبد الله حصين الصيمري


Tidak ada komentar:

Posting Komentar